Sabtu, 09 Agustus 2008

Hasil Ujicoba Di PT. Rajawali Nusantara Indonesia

ESTIMASI PERHITUNGAN PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR

AMPAS DAN RESIDU SEBELUM DAN SESUDAH PENGGUNAAN ADDITIVE

Hasil Ujicoba dan Pemakaian Additif SWA C-110
PG. Krebet Baru.II
PT. PG. RAJAWALI I

(PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA)


Parameter perhitungan bahan bakar sesuai dengan fungsi additive adalah rasio antara kebutuhan ampas tebu terhadap produksi steam. Seberapa banyak ampas tebu diperlukan ( kg ampas tebu ) untuk memproduksi setiap 1 kg steam.

Fungsi additive adalah memperbaiki kalor pembakaran ampas dan thermal efisiensi boiler. Selanjutnya dampak pemakaian additive ini mempengaruhi rasio kebutuhan ampas terhadap steam yang dapat di estimasi secara ekonomis.

Keuntungan ekonomis dari hasil perbaikan kalor pembakaran dan thermal efisiensi tergantung pada jumlah dan jenis bahan bakar tambahan yang dipakai.

Jenis bahan bakar tambahan adalah : Rata-rata 5 % Residu atau IDO , dan 95 % serbuk gergaji , sekam padi dan ampas tebu dari luar pabrik.

Estimasi harga bahan bakar tambahan :

Residu
Harga = Rp. 3 100,-/kg , kalor pembakaran aktual di boiler = 9500 kCal/kg.

Serbuk gargaji , sekam padi atau ampas tebu.

Harga = Rp. 250,-/kg ( estimasi ) , kalor pembakaran rata-rata = 1650 kCal/kg.

Perhitungan.

Rata-rata rasio ampas terhadap steam = kg ampas : kg steam.
Sebelum additive = 1 kg ampas ; 1,7 kg steam
Sesudah additive = 1 kg ampas ; 2 kg steam
( Data : KB I , KB II , )

Contoh : Data PG. Krebet Baru.II
Kapasitas Giling = 4 800 Ton tebu / hari
Ampas tersedia = 26 % x 4 800 / hari ………………………… = 52 Ton/jam.
Produksi steam = 100 Ton/jam .
Kebutuhan ampas ( rasio 1 ; 1,7 ) = 100/1,7 ……………………….. = 58,82 Ton/jam
Kekurangan ampas = 6,82 Ton/jam , kekurangan ini dipenuhi oleh :
Serbuk gergaji, dll sebesar 95 % dan residu rata-rata 5 %.

Biaya untuk menutup kekurangan bahan bakar :

Serbuk gergaji dll. = 95 % x 6,82 Ton/jam x Rp.250,-/kg

= Rp.38.874.000,-/hari

Residu = 5 % x 6,82 Ton/jam x 1700 kCal/kg ampas

= 9500 kCal/kg residu

= 61 kg residu x Rp.3.100,-/kg x 24 jam/hari

= Rp. 4.539.966,-/hari.

Total biaya bahan bakar = Rp.38.874.000,-/hari + Rp. 4.539.966,-/hari.
= Rp. 43.413.966,-/hari.

Setelah Additive.

Kebutuhan ampas ( rasio 1 ; 2 ) = ( 100 Ton steam/jam ) x ( 1Ton ampas/2 Ton ampas )

= 50 Ton ampas.

Kebutuhan additive ( dosis 1kg ; 3 Ton ampas )

= 50/3 x Rp.32.500,-/kg x 24 jam/hari

= Rp.13.000.000,-/hari

Penghematan biaya ( Saving Energy )

= Rp. 43.413.966,-/hari. - Rp.13.000.000,-/hari

= Rp. 30.413.966,-/hari atau Rp. 760.349.150,-/bulan

( 1 Bulan dihitung rata-rata hari giling = 25 hari ).

Dengan cara yang sama dihitung terhadap 2 Pabrik Gula : KB I , KB II .

Dari perhitungan ke-2 pabrik gula terlihat :

Sebelum Additive : Kebutuhan biaya bahan bakar tambahan = Rp.2.247.615.196/bln.
Setelah Additive : Kebutuhan additive 25 473 kg/bulan = Rp. 742.232.941/bln

Penghematan biaya ( Saving Energy ) = Rp.2.989.848.137/bln.

1 komentar:

penghemat bahan bakar boiler mengatakan...

Kelihatannya cukup menarik, hanya saja belum dijelaskan secara lebih mendatail tentang sistem kerja produk tsb serta harganya